Pemikiran Roy Bhaskar (Critical Realism)
Resume Materi Filsafat Bhaskar
Filsafat (Ajaran
Roy Bhaskar)
Arifin Dwi
Saputra
Filsafat dari bahasa yunani
adalah Phisophia yang bermakna “cinta
kebijaksanaan”, filsafat berarti sebuah kerangka berfikir yang mendalam tentang
persoalan umum seperti eksitensi, pengetahuan, nilai dan pemikiran. Metode yang
di gunakan dalam berfilsafat antara lain pertanyaan, diskusi, kritikal, dialektik
dan presentasi sistematik.
Dahulu beberapa ratus tahun
yang lalu filsafat lahir karena dunia
terjadi krisis yang mengakibatkan kekosongan, kegelapan dan semua orang mulai
meyimpang. Pada zaman inilah para filsuf pemikiran-pemikiran filsuf muncul dan
mengingatkan umat untuk kembali ke jalan yang baik dan benar.
Apa itu filsafat bhaskar,
mengapa muncul filsafat bhaskar dan siapakah Roy Bhaskar. Roy Bhaskar yang
memiliki nama lengkap Ram Roy Bhaskar beliau lahir di teddington, inggris pada
15 mei 1944, beliau adalah pemilik pemikiran tentang kritikal realism (
mengkritik realitas). Pemikiran beliau ini mengkritik teori atau pemikiran
filsuf-filsuf dari barat dan timur, menurut dirinya teori dan
pemikiran-pemirikan yang bermuara di barat dan timur belum sesuai dengan
realitas. Kemudian roy bhaskar memiliki melahirkan sebuah pemikiran filsafat,
aliran filsafat yaitu teori tentang kritikal realism.
Filsafat yang berkembang di
era klasik dan modern hanya memandang bahwa filsafat adalah sebuah “Cinta
Kebijaksanaan” bahwa Filsafat itu memiliki tiga dasar yang harus di fahami yaitu ontologi,
Epistomologi dan aksiologi. Yang pertama ontologi, ontology adalah melihat
sesuatu dengan kongkret dan menyeluruh tentang keberadaannya. Kedua adalah
epistomologi, epistomologi adalah bagaimana cara untuk melihat sesuatu itu
memang benar keberadaanya. Ketiga adalah aksiologi, aksiologi adalah ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya tindakan).
Pada tahun 1975 munculah
seorang filsuf modern yaitu Roy Bhaskar, Bhaskar memiliki pemikiran bahwa toeri
filsuf barat itu hanya mengedepankan epistomologi, kebanyakan pada era modern
ini salah satunya adalah di Negara Indonesia memahami filsafat hanya dalam
kebenaran epistomologi. Filsafat digunakan sebagai alat untuk memanangkan
sebuah argumentasi. Fisafat bhaskar berpandangan bahwa filsafat tidak hanya
epistomologi (argunmentasi) tetapi harus bersifat ontologi ( kebenarannya). Pada
era modern ini filsafat atau cinta kebijaksanaan hanya sebatas argumentasi yang
berfungsi untuk memenangkan perdebatan, hanya sebatas permainan lidah,
permainan kalimat sehingga terlihat dialah yang paling benar tanpa melihat
kebenaran dan kemaslahatan.
Pada filsafat bhaskar semua
pemikirannya adalah hasil dari pemahaman yang diambil dari teori-teori atau
pemikiran filsuf barat dan timur. Bhaskar mengambil jalan tengah (moderat)
dengan melihat tentang realita pada kehidupan di zaman modern. Filsafat di era
modern ini menurut bhaskar hanya mengedepankan kebenaran epistomologi tanpa
memikirkan kebenaran ontology. Bhaskar melihat dan mengambil ajaran atau
pemikiran sekaligus toeri yang dijelaskan oleh filsuf barat dan timur yang baik
dan menambahkan dengan pemikiran dirinya yang bertujuan untuk menuju praksis
atau hidup yang lebih baik.
Praksis yang dimaksud
bahskar adalah tindakan menuju kehidupan yang bijaksana dalam berkata dan
bertindak sesuai dengan apa yang di katakana. Pada era modern ini praksis hanya
mengedepankan permainan kalimat dan tidak diaplikasikan dengan sebuah tindakan.
Menurut bhaskar filsafat adalah pengetahuan yang benar yang layak kita pegangi
dan jalan hidup yang benar untuk kita jalani dan dipertahankan secara
argumentasi.Argumentasi berfungsi sebagai pembelajaran untuk pengetahuan
komunikasi.
Filsafat sekarang di
Indonesia sudah terisolasi, orang-orang yang hanya menggunakan filsafat sebagai
alat untuk berargumentasi untuk memenangkan debat dan terlihat merekalah yang
paling benar.
Bhaskar bahwa ilmu itu seperti pohon yang buahnya adalah amal, maka dari itu filasfat muncul untuk digunakan sebagai jalan hidup yaitu filsafat yang tidak hanya teori tapi juga diperlihatkan dengan sebuah tindakan. Dalam bahasa jawa filsafat itu adalah “Manugaling Kawulo Gusti atau Hermetik” tidak boleh percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh seseoarang kalau memang belum sesuai dengan realitas yang benar keberadaannya. Menurut bhaskar ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang didapatkan dengan menggunakan metode atau cara-cara yang valid yang kita gunakan untuk mendapatkan hasil yang valid. Dalam pemikiran bhaskar imajinasin atau intuisi sangat berperan penting. Dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan adalah aktivitas manusia yang dibuktikan dengan menggunakan metode untuk mereproduksi pengetahuan tentang sesuatu (realita). Beliau mengatakan meskipun pengetahuan bisa salah dan benar tetapi tidak semua pengetahuan memiliki mutu dan nilai yang sama. saya menganalogikan “aku ada dalam dirimu, didalam dirimu ada aku” ini adalah wujud dari Cinta, ketika pemahaman manusia seperti ini mereka akan mengerti perwujudan cinta yang sesungguhnya.
Roy bhaskar dalam dimensi ontologi memiliki prinsip-prinsip, sebagai berikut:
a. Sesuatu didunia ini banyak artinya kita sudah banyak mengetahui sesuatu tetapi masih banyak hal yang tidak atau belum kita ketahui.
b. Sesuatu di dunia ini terdiferensiasi artinya berbeda-beda, contohnya adalah cinta, cinta tidak terlihat tetapi efeknya terasa.
c. Sesuatu didunia ini terstratifikasi artinya memiliki kelas dan ber lapis-lapis.
d. Sesuatu didunia ini bersifat emergent artinya terbentuk dari unsur-unsur yang berbeda, ketika unsur-unsur tersebut digabungkan akan menghasilkan sesuatu yang berbeda.
e. Sesuatu didunia ini bisa berubah (dinamis)
f. Sesuatu didunia ini mempunyai kekuatan sekaligus kelemahan (Liabilitas atau kerentangan)
Kekuatan atau power
adalah kemampuan dari sesuatu itu untuk
mempengaruhi atau mengubah sesuatu yang lain termasuk dirinya sendiri.
Sedangkan kelemahan adalah kemampuan dari sesuatu itu untuk diubah maupun
dipengaruhi oleh sesuatu yang lain. Power atau kekuatan berasal dari
unsur-unsur, relasi yang ada dari sesuatu itu.
Roy Bhaskar membagi kekuatan menjadi tiga hal:
1. Kekuatan yang tidak digunakan tapi ada, itu disebut potensi.
2. Kekuatannya ada, digunakan/dipraktekan tapi tidak menimbulkan efek, masalahnya:
a. Karena ada kekuatan lain yang menghambat
b. Kekuatan kita lemah tidak mampu melawan kekuatan yang
lebih kuat
c. Kekuatan kita tidak didukung oleh kekuatan yang lain
3. Kekuatan itu ada, digunakan dan menghasilkan efek, masalahnya:
a. Kekuatan yanmg lain tidak menghambat
b. Kekuatan kita lebih kuat dari kekuatan lain
c. Kekuatan kita di dukung oleh kekuatan yang lain
Kita
sebagai manusia mahluk sosial yang ingin membuat sebuah perubahan atau
melakukan kritis transformative harus memahami bahwa individual yang dimilik
harus sudah kuat dan matang maksudnya perubahan mulai dari diri sendiri jika
sudah terjadi perubahan baru memperbaiki atau melakukan perubahan terhadap
orang lain. Dalam filsafat bhaskar kita diajarkan untuk memahami sesuatu secara
holistic tidak secara parsial karena sesuatu itu harus dituntaskan jamgam hanya
setengah-setangah dalam memahami nya. terdapat kaum yang yang menyatakan bahwa
kalau yang terlihat atau Nampak (indrawi) itu ada atau benar (aktual) jika
tidak terlihat tidak diakui bahwa itu aktual atau benar, kaum ini tidak
mengakui adanya potensi pada setiap sesuatu kaum ini disebut dengan kaum positivisme.
Epistomologi atau teori tentang pengetahuan bagaimana caranya untuk mengetahui sesuatu itu. penalaran dalam filsafat dibagi menjadi tiga yaitu induksi, deduksi dan retroduksi atau trasendental. Teori tentang kebenaran dalam level epistomologi, yaitu
1. Koherensi artinya kesesuaian peryataan atau koheren dengan peryataan yang lain.
2. Korespodensi artinya peryataan kita benar jika isi peryataan kita sesuai dengan realitas
3. Pragmatis artinya peryataan itu benar kalau maslahah berguna bagi kita
4. Konsensus artiya peryataan itu benar karena kesepakatan bersama.
Selanjutnya adalah kebenaran ontologi, kebenaran ontologi adalah kebenaran pada realitas itu sendiri. Dalam ilmu atau sains kebenaran ontologi memiliki sebuah kriteria kebenaran, sesuatu itu disebut benar ketika.
1. Peryataan itu benar yang dikatakan oleh orang yang kita percaya atau terpercaya (kejujuran sipenutur)
2. Kebenaran berdasarkan kriteria suatu pernyataan dianggap benar kalau sesuai dengan criteria
3. Kebenaran bersifat ekspresif yang merujuk kepada sesuatu (melihat secara langsung)
4. Kebenaran ontologis atau alethea (tersingkap) atau al-Haq.
Dalam
memahami filsafat bhaskar, bahwa “segala sesuatu itu
diselimuti oleh cinta” dalam filsafat ilmu terdapat prinsip penting untuk memahami
dunia ini, tiga pilar filsafat ilmu yaitu:
Bhaskar dalam teori hegel, dalam teori hegel menjelaskan proses rasio untuk mencapai tujuan totalitas ada tiga hal, tetapi bhaskar dalam melihat teori hegl menambahkan satu pemikiran, shingga proses rasio untuk mencapai tujuan totalitas menurut bhaskar ada tiga hal, yaitu
1. Tesis
2. Anti Tesis
3. Sintesis
4. Praksis Transformasional atau Agen Transformasional
Bhaskar menjelaskan inti dari dialektik adalah sebuah proses pemebelajaran ,kontadiksi itu adalah sebuah keharusan dalam melaksanakan dialektika. Dalam pemahaman filsafat bhaskar sebuah peristiwa terjadi karena memiliki sebab akibat. Realism ontology adalah sesuatu realista yang berada diluar diri manusia, terpisah dan berbeda, real (sesuai). Sedangkan relativisme episomologi adalah bagaimana cara untuk mengetahui sesuatu atau realitas disunia ini. Poin penting dalam memahami kritikal realisme atau realsm kritis adalah
1. Sesuatu didunia ini beragam
2. Sesuatu didunia ini berproses dia berubah dan berkontrdiksi
3. Sesuatu didunia ini saling terkait secara keseluruhan dan memiliki hubungan sebab akibat.
4. Sesuatu itu mencakup praksis transformasional untuk menuju perubahan
Filsafar bhaskar dalam penelitian atau riset, langkah-langkahnya yaitu:
1. Deskripsi artinya menjelaskan sesuatu secara atau melihat realitasnya
2. Retroduksi artinya mengimajinasikan struktur atau mekanisme yang menjelaskan sebuah realitas
3. Eliminasi artinya membuang hal-hal yang salah atau keliru yang tidak berguna dalam penelitian dengan melihat sebuah realitasnya
4. Identifikasi artinya mengidentifikasi struktur atau mekanisme yang bekerja atau yang beroperasi
5. Koreksi artinya selalu melakukan koreksi dan refleksi terhadap hasil penelitiannya
Penutup dalam filsafat bhaskar kita dapat melihat atau
menerawang sebuah kebenaran belum tentu sebuah kebenaran karena sebuah
kebenaran memiliki sebuah criteria tertentu apabila ingin disebut sebuah
kebenaran.
0 Response to "Pemikiran Roy Bhaskar (Critical Realism) "
Post a Comment