Pergerakan Yang Masih Labil Dan Belum Stabil “Rayon PGMI”



Pergerakan Yang Masih Labil Dan Belum Stabil
Rayon PGMI”

PMII atau Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah Salah satu organisasi yang paling populer di kampus. PMII lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi ini bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU (nahdatul ulama) untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah.[1] Organisasi ini secara kualitas memiliki banyak kader berprestasi dalam berbagai bidang. secara kuantitas PMII memiliki banyak kader diberbagai kampus islam maupun kampus umum misalnya di kampus saya yaitu di IAIN METRO LAMPUNG  hampir semua prodi atau jurusan diisi oleh kader PMII, tentunya Prodi atau jurusan saya PGMI hampir disemua angakatan pasti ada kader PMII. Dzikir, Pikir, dan Amal Saleh, sebuah semboyan yang harus senantiasa dilakukan dan diingat oleh semua kader PMII.

Pada saat itu yang saya ketahui hanya sebatas UKM (unit kegiatan Mahasiswa) saat pertama kali masuk kampus atau saat PBAK, belum faham dengan adanya organisasi diluar kampus. Setelah beberapa hari aktif kuliah pada semeseter satu, ada beberapa mahasiswa kakak tingkat yaitu novian, wuri, riski dan teman-teman lainnya, masuk ke kelas kami dengan begitu sopan, yang saya tau mereka kakak tingkat PGMI yang cantik dan baik. Ternyata mereka masuk kekelas untuk menjelaskan tentang organisasi PMII. Dulu saya tidak tau apa itu PMII? Kok diluar kampus? Apakah ilegal? Itu yang ada didalam benak pikiran saya. 

Setelah dijelaskan dan saya sedikit mencari referensi digoogle tentang PMII saya mendapatkan kesimpulan bahwa PMII itu adalah organisasi NU (nahdatul Ulama), “ pas banget nih “  ucap saya di dalam hati. Namun karena banyak sekali acara berbarengan dan pas masa penerimaan anggota baru (Mapaba) PMII  di hari dan tanggal yang sama berbarengan dengan PRADIK (pra pendidikan) UKM Menwa, pada saat itu saya memilih mengikuti PRADIK Menwa saya tinggalkan PMII demi UKM, namun sekarang sudah pasif dan tidak aktif diMenwa karena ditengah perjalan saya memutuskan pulang karena saat pradik saya sakit dan dokter Menwa memberikan nasehat agar tidak melanjutkan pradik jika pengen cepat sembuh, akhirnya saya pulang dan rasa haru tetesan air mata keluar saat harus pamitan dengan satu angkatan Menwa yon 205 gagak wulung metro. 

Semester tiga, disemester inilah saya mengikuti masa penerimaan anggota baru MAPABA PMII Rayon PGMI tentunya suatu kebanggan bagi saya, MAPABA bareng adek tingkat itu rasanya nanonano dan saat MAPABA hanya ada dua laki-laki; saya dan ahmad zubaidi dari dharma wacana. Mengapa saya mengikuti PMII, kala itu saya berfikir karena PMII organisasi berbasis NU yang pas dengan organisasi pencak silat yang saya ikuti. kala itu juga saya berfikir hanya untuk menambah teman, lebih dekat dengan kating dan bisa bertanya tentang tugas pada kating. Setelah saya MAPABA dan berproses saya melihat rata-rata aktivis kampus adalah orang PMII.


“Sahabat” adalah sapaan akrab organisasi PMII, tentunya dengan sapaan sahabat  saya harap memang benar-bemar sahabat, rasa saling menjaga, mensupport satu sama lain antar kader. senior harus selalu membimbing, jangan hanya sapaan sahabat saja atau hanya ucapan mulut belaka tetapi harus adanya makna arti sahabat didalam hati masing-masing kader senior maupun junior, 

“ mencari sahabat itu mudah, tetapi sahabat sejati jarang adanya “ –ads-

Setelah MAPABA dan sudah di biat saya sudah resmi menjadi kader atau sahabat PMII dari Rayon PGMI. berjalan beberapa bulan setelah Mapaba terjadilah RTAR pada 26 november 2017, terpilihlah dua insan terbaik yaitu sahabat Ahmad Mustaqim (taqim) sebagai Ketua Rayon PGMI dan Temu ambar kurnia sari (temu) sebagai Ketua Kopri Rayon PGMI dengan domisioner Ketua Rayon kak Bayu Sugara dan saya pun masuk dipengurus rayon di bidang kaderisasi.

Yang kami tunggu (kader-kader baru) hanya gerakan dari pengurus baru, saya memang masuk pengurus baru tetapi mana bisa saya bergerak tanpa adanya perintah dari atasan, saya juga sedikit berfikir, saya adalah kader baru dan mapaba bareng adek tingkat dan ilmu tentang PMII belum terlalu banyak, tapi saya sudah dimasukan di pengurus rayon, apakah saya pantes? Tetapi saya akan tetap menjalankan amanat yang sudah diberikan oleh kak taqim dan mba temu karena saya sudah dipercaya oleh mereka berdua.

terhitung dari tanggal 26 november 2017 sejak RTAR menurut saya pergerakan Rayon PGMI masih labil dan belum stabil, mungkin memang belum aktif setelah RTAR, bahkan kader-kader baru yang mapaba bareng saya pun baru satu kali full up itupun hanya sekedar kumpul tanpa membahas kajian apapun, padahal saya ingin sekali belajar sidang. pas ada acara cabang PMII seperty lomba tumpeng dan lain-lain di balai desa ganjar agung, itupun hanya beberapa kader senior dan junior yang hadir dapat dihitung dengan jari, yang saya lihat keakraban antar kader kakak tingkat, satu angkatan dan adek tingkat sudah baik, tetapi kebersamaan dan kekompakan yang belum muncul, mungkin kader-kader PMII di rayon PGMI masih sibuk dengan kuliahnya. sehingga perlu waktu untuk menumbuhkan kembali keakraban dan kebersamaan yang seharusnya terjalin di PMII rayon PGMI. 

saya juga memiliki tanggung jawab besar di rayon karena saya masuk di pengurus rayon dibidang kaderisasi, yang menurut saya ini adalah tugas paling berat diantara bidang yang lain. Jika permasalahan diatas terus terjadi tanpa adanya perubahan pasti akan membuat kaderisasi sedikit terhambat, tugas saya akan semakin berat. Sebenarnya kami perlu tau apa progam dari ketua rayon dan ketua kopri untuk rayon PGMI agar kami bisa juga menyesuaikan dan menjalankan progamnya.
Dalam pengalaman saya di berbagai organisasi, menggerakan anggota memang sulit tetapi dengan adanya kestabilan dan adanya gerakan tanpa adanya kelabilan antar pengurus dan anggota insaallah akan mudah untuk menciptakan rasa keakraban, kebersamaan dan kekompakan seluruh kader PMII rayon PGMI anggota maupun pengurus rayon. 
Lebih dari itu, yang paling penting yang saya inginkan adalah rasa kesolidaritasan dari kader PGMI dan satu lagi menyebarluaskan progam kerja ke kader itu penting agar kami dapat menyesuaikan dan dapat melaksanakannya dengan baik. Kadang, saya merasa kurang enak jika ingin bertanya kepada pak ketua dan bu ketua tentang progam kerja rayon.

Pada intinya marilah kita semua kader PMII rayon PGMI, pengurus dan anggota, senior ataupun junior mari bekerja sama untuk menciptakan gerakan rayon PGMI menjadi rayon yang eksis dan aktif, memulainya dengan sesuatu yang baru dengan penuh semangat pergerakan, agar tidak hanya meningkatkan kuantitas tetapi juga menciptakan kualitas.


“Aku berpikir tentang sebuah gerakan, tapi mana mungkin aku nuntut sendirian?”
“aku berpikir tentang gerakan, tapi mana mungkin, kalau diam?”
(Wiji Thukul, 1989)




[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Pergerakan_Mahasiswa_Islam_Indonesia.

0 Response to " Pergerakan Yang Masih Labil Dan Belum Stabil “Rayon PGMI”"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel