Mengintip PILKADA di Masa Pandemi (Dalam Perspektif kemaslahatan Umat)
Mengintip PILKADA di Masa Pandemi
(Dalam Perspektif kemaslahatan Umat)
Negara adalah suatu wilayah yang menganut suatu sistem atau
aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara
independen. Dalam system ketatanegaraan Indonesia adalah Negara demokrasi.
Maksud dari Negara demokrasi adalah
segala bentuk atau system pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Setiap warga Negara memiliki hak yang sama untuk memberikan
pendapat, mengeluarkan suara atau memberikan keputusan terhadap sebuah Negara.
Negara demokrasi termasuk Indonesia merupakan Negara
yang memberikan kebebasan kepada rakyat dalam memilih keputusan salah satunya
dalam memilih dan memutuskan seorang legislatif
atau eksekutif di tatanan daerahnya dan Negara. Salah satunya adalah
memilih kepala daerah yang sering kita sebut dengan PILKADA (Pemilihan Kepala
Daerah) dalam konteks kabupaten dan kota.
Saat ini Indonesia sedang berduka banyaknya korban
yang terinfeksi mahluk gaib yang aneh. mahluk gaib ini tidak terlihat namun
bisa dirasakan efeknya. Dalam kondisi pandemi seperti ini Indonesia sangat
kelihatan belum siap dalam hal mengatasinya, mahluk gaib ini membuat pemerintah
Indonesia bersisih keras untuk membuat sebuah terobosan-terobosan untuk
mengurangi dampak dari mahluk ini. Mahluk gaib ini adalah virus covid 19 atau
disebut dengan virus corona.
Data terakhir mengenai korban yang terinfeksi kasus
virus ini sebanyak 266.845 orang, pasien sembuh sebanyak 196.196 orang dan kasus
yang meninggal bertambah 10.218 orang.[1] begitu
merebaknya virus dan banyak sekali korban yang termakan meskipun sudah
diberikan pemahaman pemerintah untuk tetap dirumah aja dengan penerapan PSBB
bagi dareah yang basis maraknya penyebaran virus ini.
Mengintip pelaksanaan PILKADA di musim pandemi adalah
hal yang sangat urgent, isu mengenai tetap diselenggarakannya PILKADA serentak
cukup membuat gempar dalam kalangan masyarakat, bertambahnya kasus yang
terinfeksi corona membuat masyarakat mulai tak tenang lagi tidurnya. Indonesia
dalam keadaan tidak baik-baik saja, adanya pandemi ini mengakibatkan beberapa
krisis dalam berbagai lini sector, teruatama dalam sector ekonomi. Indonesia
mengalami krisis ekonomi melebihi krisis moneter tahun 1998, Indonesia akan
diproyekaikan akan mengalami resesi pada musim ini.
Kasus terbaru dalam internal KPU dan BAWASLU
menyatakan bahwa PILKADA akan tetap dialaksanakan dengan tetap menggunakan
protokol kesehatan. Banyak masyarakat yang menolak pelaksanaan PILKADA karna
banyak hal yang harus dipertimbangkan, namun suara suara rakyat tidak didengar
oleh kaum kaum intelektual yang mempunyai kebijakan. Kemudian munculah kasus
terbaru mengenai anggota KPU dan BAWASLU yang terinfeksi dan positif covid 19.
Dalam perspektif kemaslahatan umat seharusnya
pelaksanaan PILKADA ini ditunda karena jika tetap dilaksnakan akan membuat
kesenjangan antara pemerintah dan masyarakat. Gusdur pernah mengatakan “inti
sari dalam politik adalah kemanusiaan” memanusiakan manusia dalam perpektif
kondisi saat ini adalah memberikan terobosan sepenuhnya untuk rakyat dalam
membantu krisis ekonomi yang dialami masyarakat karna dampak dari virus ini dan
tentunya menangkal agar virus ini tidak menjalar lebih.
Meskipun Pemerintah sudah mengalokasikan terobosan
demi menjaga kestabilan ekomomi bagi masyarakat di masa pandemi contohnya
seperty memberikan bantuan BLT dan pemberian sembako terhadap masyarakat yang
memang benar-benar terdampak covid 19. Kekurangan yang terlihat dalam menangani
kasus virus ini adalah dibidang kesehatan, meskipun sudah banyak alokasi dana
yang diberikan oleh pemerintah di bidang ini dan kurangnya kesadaran masyarakat
yang masih tetap beraktivitas, disisi lain pemerintah juga harus melihat
keadaan setiap keluarga karena jika tidak bekerja atau beraktivitas siapa yang
menghidupi mereka dalam kesehariannya. Karena bantuan covid ini juga tidak
merata.
Demokrasi dalam perspektif kemaslahatan umat adalah sesuatu yang penting
dan urgent, akan tetapi sebaiknya ditunda terlebih dahulu mengenai segalanya
tentang PILKADA mengenai kampanye, logistik dan lainnya. Berjalannya kampanye
dan lain sebagainya akan mempermudah jalur virus 19 untuk bisa masuk ke kedalam
diri manusia, karena berkrumun dalam keadaan pandemi. Akan sangat meribetkan
dan ruwet jika PILKADA akan tetap dilaksnakan. PILKADA di musim pandemi adalah
pilkada yang paling berbeda dengan PILKADA yang lain.
Kesehatan bagi masyarakat adalah hal yang terpenting,
kemaslahatan umat adalah yang paling utama. PILKADA akan membuat sebuah tatanan
yang tidak teratur karena masyarakat yang faham akan kesehatan akan malas datang
ke TPS untuk memilih karena takut terinfeksi virus covid 19. Sedangkan jika
masyarakat yang fanatik akan politik akan datang ke TPS untuk memilih.
Masyarakat dengan latar belakang dan pemikiran yang berbeda-beda. saya berharao
jika PILKADA tetap dilaksanakan serentak pihka pemerintah dan pihak
penyelenggara harus mengutamakan kesehatan dan kemashalatan umat (Masyarakat).
Penulis : Arifin Dwi Saputra
0 Response to "Mengintip PILKADA di Masa Pandemi (Dalam Perspektif kemaslahatan Umat)"
Post a Comment